technology

business

5 Alasan Skuad Barcelona Lebih Baik Dari Musim Lalu

ARTIKEL

Dengan 3 gelar juara liga spanyol berturut-turut dan 2 gelar liga champion dalam 3 tahun terakhir menempatkan Barcelona sebagai klub terbaik sejagat.

Memasuki musim 2011-2012 skuad Pep Guardiola telah  menyabet 3 gelar juara, Piala Super Spanyol dan Piala Super Eropa telah masuk lebih dulu ke dalam lemari tropy mereka ditambah dengan gelar Piala Dunia Antarklub yang mereka raih akhir pekan kemarin.

Alhasil, gelar terakhir tersebut semakin mengukuhkan mereka sebagai klub terbaik di dunia.

Skuad Barcelona musim ini tidak banyak mengalami perubahan, walaupun pada awal musim beberapa pemain didera cedera plus cedera yang menimpa Villa beberapa hari lalu yang mengharuskan ia istirahat sekitar 5 bulan kedepan, namun Barcelona masih tetap kompetitif di semua kompetisi.

Berikut adalah 5 alasan skuad Barcelona musim ini lebih baik dari musim lalu :

Pep Guardiola
Siapa yang menyangka di awal masa kepelatihannya ia sudah memberikan 6 gelar bagi barca. Sulit untuk membayangkan seorang pelatih yang ditarik dari Barcelona B tersebut dapat memberikan hampir semua gelar dari seluruh kompetisi yang mereka ikuti selama 3 tahun terakhir.
Total 13 gelar telah ia berikan bagi Barca selama 3 tahun masa kepelatihannya. Namun seperti yang kita ketahui, Pep bukanlah tipe seorang pelatih yang cepat merasa puas, ia menuntut kinerja maksimal dari skuadnya di tiap kompetisi yang mereka ikuti. Ia selalu menegaskan bahwa semua gelar juara yang diraih Barcelona adalah berkat anak asuhnya bukan karena dirinya.
Tetap rendah diri, itulah kelebihan dari seorang Pep Guardiola. Para Cules pun membuat jargon untuknya 'in Pep we trust'. Percaya pada Pep, percaya pada apa yang dilakukannya.


Klub Masih Mempertahankan Pemain Kunci
Syarat sebuah tim untuk tetap berada di puncak adalah dengan mempertahankan pemain kunci.
Hampir semua pemain utama Barca masih dipertahankan minus Bojan dan Milito yang musim lalu lebih sering berada di bangku cadangan.
Messi, Xavi, dan Iniesta adalah pemain kunci Barcelona musim lalu. Pengalaman bermain bersama selama bertahun-tahun membuat chemistry diantara mereka semakin baik.
Orang menganggap Barcelona sedang berada di puncak, namun sesungguhnya mereka sedang mendaki puncak-puncak yang lain.

Datangnya Cesc dan Alexis serta semakin matangnya Thiago
Pemain-pemain ini mungkin akan menjadi faktor penting yang akan menentukan prestasi Barcelona musim ini. Di tangan Guardiola, mereka akan membawa Barcelona mencapai kualitas permainan yang belum pernah ada sebelumnya. Sementara lawan mungkin sudah mulai menebak-nebak bagaimana pergerakan Xavi dan Iniesta, kini lawan akan makin dipusingkan dengan kehadiran pemain-pemain baru yang punya kualitas sepadan.

Cesc telah mencetak 12 gol pada musim ini, sesuatu yang bahkan tak bisa dilakukan oleh Xavi dan Iniesta. Alexis telah menjadi pilihan utama di lini depan, sedangkan Thiago semakin matang dan menjadi pilihan utama Pep jika Xavi atau Iniesta diistirahatkan. Tidak ada lagi ruang keraguan atas tiga pemain ini.

Pada musim lalu, Xavi, Iniesta, Messi, Villa dan Pedro seolah terforsir di tiap pertandingan karena Pep tak punya pilihan lain yang cukup sepadan. Para pemain menjadi lelah, dan mungkin kurang tantangan karena baik ataupun buruk penampilan mereka, Pep hampir tak punya pilihan lain. Sekarang Alexis telah menjadi pilihan utama Pep ketika Pedro belum menemukan permainan terbaiknya dan Villa didera cedera panjang.

Musim ini akan menjadi sangat berbeda. Kehadiran Cesc dan Thiago dapat membuat Xavi dan Iniesta punya banyak waktu istirahat dibandingkan musim lalu tanpa harus kehilangan performa terbaik mereka. Waktu istirahat yang cukup berpengaruh terhadap kebugaran dan stamina pemain. Jika mereka dapat bermain bagus, bahkan dalam situasi kelelahan musim lalu, tentunya dengan mendapatkan waktu istirahat lebih banyak, penampilan mereka akan lebih baik.

Lini tengah Barcelona akan makin tajam musim ini. Tahun lalu, Keita adalah pilihan utama Pep ketika Xavi atau Iniesta berhalangan ataupun kelelahan.  Kita tahu Keita tak sekreatif Xavi ataupun Iniesta. Awal musim ini, Keita menjadi pelapis Busquets. Posisi gelandang bertahan memang lebih cocok untuknya. Sementara itu, kini Pep punya Thiago dan Fabregas sebagai alternatif, atau bahkan starter.

Di depan, Sanchez jelas akan menjadi pilihan utama Pep ketika Villa mendapatkan cedera panjang dan Pedro sedang dalam performa yang kurang maksimal. Bahkan jika seburuk-buruknya Messi tak bisa dimainkan, Fabregas dan Sanchez di depan bisa menjadi sumber masalah besar bagi lawan.

Alexis Sanchez mempunyai dribble yang lebih mumpuni dibandingkan Villa dan Pedro. Ini sangat membantu ketika lawan bermain dengan stratergi "parkir bus". Kita juga tak bisa melupakan Ibrahim Afellay. Jika dia sudah sembuh, kekuatan dan kecepatannya akan memberikan daya gedor yang tak disangka-sangka lawan. Ditambah dengan hadirnya Isaac Cuenca yang musim ini beberapa kali mendapat kesempatan tampil di tim utama.

Secara umum, skuad musim ini tidak terlalu ramping, lebih lengkap, lebih tangguh dan lebih variatif. Musim lalu, Barcelona mungkin akan "lumpuh" jika Iniesta dan Xavi cedera pada saat bersamaan. Tapi musim ini, jika itu pun terjadi, Barcelona masih akan menjadi tim yang ditakuti siapapun.

Meningkatnya Kemampuan Multifungsi Beberapa Pemain
Di Liga Inggris, gaya Macherano cocok sebagai gelandang bertahan. Di Barcelona situasi berubah. Jangankan gelandang bertahan, seorang bek dan wingback di Barcelona dituntut untuk kreatif. Kendati gelandang bertahan, orientasi tetap pada attacking. Ini dicontohkan dengan sangat baik oleh Busquet.

Nah, di sinilah hebatnya Guardiola. Pep mampu membuat pemainnya berkembang dengan baik di luar posisi aslinya. Kendati jarang dipasang sebagai gelandang, Macherano kini justru menjadi andalan utama Barcelona di bek sentral. Sudah terbukti pada musim lalu, bersama dengan Alves, sektor kanan tak bisa ditembus oleh Ronaldo sekalipun.

Sementara Andres Iniesta dapat berperan sekaligus sebagai gelandang dan penyerang. Cesc Fabregas yang selama enam tahun selalu menjadi gelandang pelayan di Arsenal, dapat dieksplore kemampuannya untuk menjadi penyerang.

Itu hanya beberapa contoh, secara umum, hampir semua pemain Barcelona dapat bermain dengan baik setidaknya di dua posisi yang berbeda. Dengan cara ini, Pep selalu dapat memberi kejutan pada lawan di tiap pertandingan.

Di pertandingan terakhir kala melawan Santos, Cesc dan Thiago di tempatkan di lini depan yang mana kita ketahui posisi asli mereka adalah Gelandang. Baik Cesc maupun Thiago tidak canggung memainkan peran baru mereka. Hal tersebut menjadi bukti bahwa skuad Barcelona musim ini lebih multifungsi.

Lebih Banyak Variasi Taktik
Dengan skuad yang semakin lengkap dan menigkatnya kemampuan multifungsi pemain, Pep Guardiola lebih leluasa untuk merubah formasi yang akan digunakan.
Jika pada musim lalu, formasi yang digunakan di hampir tiap pertandingan adalah 4-3-3. Berbeda dengan musim ini. Kita ambil contoh kala melakoni El Clasico 2 minggu lalu, pada 20 menit babak pertama pep menggunakan formasi 4-3-3, namun setelah itu berubah menjadi 3-4-3 dengan Alves didorong ke depan.

Musim ini formasi 3-4-3 lebih sering digunakan oleh Pep. Pada awal musim formasi ini dinilai terlalu ekstrim karena lini belakang Barca sangat rapuh jika terkena serangan balik.
Namun dengan semakin fitnya duet bek sentral, Puyol dan Pique, maka dipastikan Barcelona bisa leluasa memainkan formasi dengan meninggalkan 3 pemain bertahan di belakang.


Source : culesbarca

Baca juga :
>> Mano Menezes : "Gunakan Kekalahan Sebagai Pengalaman"
>> Rosell : "Barcelona Tim Terbaik Dalam Sejarah"
>> Laporan Pertandingan : Santos 0-4 Barcelona
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :


three columns

cars

grids

health